Serang  

Pernah Hidup Susah, Andra Soni Tak Ingin Masyarakat Banten Susah

Cagub Banten Andra Soni pernah hidup susah.
Cagub Banten Andra Soni pernah hidup susah.

SERANG – Calon Gubernur Banten Andra Soni, lahir dari keluarga sederhana. Mantan Ketua DPRD Banten itu bahkan mengaku pernah merasakan hidup susah, hingga menjadi kuli bangunan hingga pengantar paket.

Karena pernah hidup dalam kesulitan itulah Andra Soni bertekad untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Banten.

Dalam sebuah podcast, Andra Soni kecil mengaku harus hidup berpindah-pindah, bahkan sampai keluar negeri bersama orangtuanya, untuk bertahan hidup.

Saat sekolah, dia dibiayai sang kakak hingga orangtua angkatnya. Untuk biaya kuliah, Andra Soni rela bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang antar paket.

Berdasarkan data BPS, Banten dalam 12 tahun terkahir tingkat penganggurannya selalu lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.

Bahkan pada Februari 2024, persentasinya mencapai 7 persen. Kantung pengangguran berada di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang.

“Peningkatan kualitas pendidikan di semua jenjang merupakan prioritas utama. Pendidikan vokasi, pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi terbaru harus diprioritaskan, untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten termasuk pondok pesantren,” ujar Andra Soni seperti dikutip dari liputan6.com.

Banten, lanjut Andra Soni, harus memanfaatkan bonus demografi. Generasi muda harus terlibat langsung dalam pembangunan.

Lapangan pekerjaan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Angka warga miskin di Banten pada Maret 2024 mencapai 5,84 persen atau sebanyak 791 ribu.

Ketimpangan ekonomi antara Banten Utara dengan Banten Selatan harus ditekan. Pemprov dan pemerintah pusat menargetkan investasi besar dalam Rencana Pembangunan Daerah 2023-2026.

Investasi mencapai Rp60 triliun di Banten, sebagian besar berada di sektor perdagangan, industri, dan telekomunikasi, orientasi investasi masih perlu memanfaatkan potensi sumber daya lokal.

“Kita memiliki program Banten Ramah investasi, industri dan penyerapan tenaga kerja. Ada juga ada pelatihan dan pendidikan vokasional,” tuturnya.

Program itu dirancang untuk membekali individu dengan keterampilan praktis dan pengetahuan keterampilan teknis sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Program ini juga fokus pada pengembangan kompetensi profesional seperti kompetensi teknis, manajerial, komunikasi, dan etika kerja.(*)

Exit mobile version